Pages

Minggu, 11 Desember 2011

Wahai Wanita…. Jadilah Bidadari…


Ia menatap dalam cinta seirama jiwanya memancarkan Cahaya Cinta…
Ia hadirkan damai yang begitu dalam lalu menyisipkan rasa untuk dirindui…
Ia muarakan kebahagiaan yang teduh lalu menyelipkan hasrat untuk dimiliki..
Ia tebarkan kesejukan membalut jiwa lalu menyelipkan harapan untuk dikasihi..
Wahai bidadari..
dalam dekapmu kutemui sejuta rasa… rasa yang hadir dari keabadian sejati, rasa yang hadir dari kedamaian sejati, rasa yang hadir dari wujud sang kekasih sejati. Dalam panorama kelembutan budi bahasamu aku menemukan Tuhan, seperti aku menemukan namamu (Annisa) yang terpahat indahdibuku suci-Nya.
“Hai Sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari “Cahaya yang satu yang bersumber dari Cahaya-NYA…… “(dari diri yg satu dan dari pada-NYA……)” :: Qur’an Surat An-Nisa ayat : 1
::: Dengan memandangmu kami seharusnya bertaqwa, dengan mengenalmu kami seharusnya beriman, dengan kehadiranmu disisi untuk menjalani hidup, seharusnya kami tegar. Dan dalam dekapan hangat hasrat cintamu seharusnya kami bersyukur.
Wahai bidadari..
Dari kejauhan aku melihatmu dalam kemelut walau engkau mencoba sembunyikan dalam senyuman, tapi air matamu berbicara pada alam. Aku mencoba mengerti semua yang terjadi dan akhirnya aku mengerti dalam ketidak mengertianku. Rupanya hal ini sudah kamu lalui bertahun-tahun dengan kekuatan dan harapan yang tidak pernah luntur. setiap hari kamu tersakiti dan teraniaya, namun kelembutan jiwamu tidak terhalangi untuk terus mengalir dalam irama sabar, tulus dan pasrah, bahkan setiap pagi didepan teras rumah, engkau melepasnya dengan do’a suci dan terkadang di iringi linangan air mata.
Engakau mengerti hakikat hidup ini, kehadiranmu disisinya adalah untuk membentuknya menjadi manusia bijak nan sejati, bukan sebagai teman dalam pertengkaran apalagi sampai meninggalkannya. Tugasmu bukanlah untuk memiliki dan menguasainya, olehnya kamu begitu rela ketika ia mulai memetik mawar yang lain, kamu hanya kecewa karena ia belum juga mengerti siapa dirinya yang sebenarnya ; adalah lelaki sejati yang dikaruniai kekuatan menjadi pemimpin.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita….” ::: Qur’an Annisa ayat : 34
::: Ketika Tuhan menciptakan alam ini, Ia merangkai dalam keperkasaan-Nya, meleburkan setiap partikel-partikel lalu menyusun tiap partikel dalam kodrat sesuai kehendak latifah-Nya. Alam inipun terwujud sebagai esensi Rahima dalam Latifah akan af-al-Nya. Kita lalu mengenal dan memahami penciptaan sebagai suatu kekuatan dan keperkasaan Tuhan, namun Tuhan menunjukan panorama ciptaan-Nya dalam keindahan dibalut kelembutan, dan Dia sendiri ingin kita mengenal-Nya dari titik kelembutan.
Pandanglah keperkasaan gunung yang menjulang tinggi dan pahamilah, maka akan kamu temui kegersangan dan kekeringan di puncaknya, namun lihatlah kelembahnya, maka kesejukan dan kesuburan hadir dari kelembutan alam melalui tetes-tetes air yang melebur dan mengalir dalam satu kesatuan, karena demikianlah adanya kekuatan dan keperkasaan alam semesta hanya bisa berjalan dalam irama kelembutan. Bahkan perpaduan inilah yang menjadi dasar pijakan akan dualitasnya hukumalam, dan manusialah tempat berkumpulnya segala dualitas yang ada di alam semesta sehingga dialah mikrokosmik yang paling bisa dipahami secara hakikat untuk memahami alam semesta yang merupakan manifestasi dari Tuhan itu sendiri.
Ibnu Arabi: ”ketahuilah bahwa yang mutlak (Tuhan) tidak mungkin direnungkan secara bebas dari wujud nyata, dan Dia tampak lebih sempurna dalam bentuk manusia dari pada dalam bentuk lainnya dan lebih sempurna dalam perempuan dari pada laki-laki”
Figur wanita tercipta dari sisi keperkasaan dan maskulin laki-laki (Adam) yang lahir dari feminim Ilahi, Ia tercipta sebagai pencipta dengan energi feminimnya. Dengan rahimnya, Ia membasuh benih-benih jiwa lalu melindungi dengan kasih yang mutlak dalam kesabarannya, kemudian Ia mengajari setiap jiwa yang melewati rahimnya dengan cinta, membekalinya dengan kelembutan lalu mengarahkannya pada kebaikan dan kebenaran. Olehnya tidaklah berlebihan jika alam pun menyanjungnya lalu meletakkan syurga dibawa telapak kakinya, karena Ia adalah manifestasi dan refleksi Kasih Ilahi.
Wahai bidadari…
Jadilah wanita yang sebenarnya.
Yang senantiasa memandang dengan Cayaha Ilahi, sehingga Ia memandang senantiasa dalam Cinta…
Yang senantiasa mendengar dengan Cahaya Ilahi, sehingga Ia mendengar dalam kebesaran Cinta…
Yang senantiasa bernafas dengan Cahaya Ilahi, sehingga tiap detak nadi dan aliran darahnya menjadikannya sabar dalam Cinta…
Yang senantiasa bicara dalam kelembutan Cahaya Ilahi, sehingga setiap tutur katanya laksana puisi alam yang penuh kesejukan dalam Cinta..
Yang senantiasa bertindak dan berakhlak dengan Cahaya Ilahi, sehingga Ia menjadi manifestasi Sang Ilahi.
Ibnu arabi: Wanita adalah bentuk tertinggi keindahan duniawi, tetapi keindahan duniawi tidak berarti apa-apa jika Ia bukan merupakan perwujudan dan pencerminan kualitas Ilahi”
Ingatlah, wahai Bidadari…
Jika diluar itu semua, kamu hanyalah sebatas jiwa yang berjasadkan wanita namun tidak memahami esensi wanita. Kamu akan mengalami banyak kekecewaan dalam figurmu, kamu akan merasa disakiti dan tidak memahami makna hidup, lalu kamu terdorong untuk mengikuti egomu dan kamu akan dicampakkan egomu sendiri tanpa kamu pahami. Terkadang kamu merasa sudah menjadi sosok yang sebenarnya, namun kamu berpikir alam yang tidak berpihak padamu, dan itu menjadi keluhan dalam setiap kesempatan pemberontakan jiwa yang dikendalikan egomu.
Sejenak kamu ingin lari dan terbang…
Tetapi kamu hanya mampu menjadi kupu-kupu yang terbang dimalam hari. Jika demikian adanya dalam hidupmu, maka ketahuilah banyak wanita yang tersesat di alam sana dan menjadi pengunjung neraka, jika kamu salah satu dari mereka, itu artinya kamu telah memindahkan dan meleburkan syurga (yang letaknya dibawa kakimu) kelembah neraka. Namun tersenyumlah, karena Alam masih menyimpan kekuatan untukmu. Olehnya gapailah kekuatan alam ini yang terpatri disetiap kitab-kitab suci, lalu dengan kesungguhan kamu akan mendapati kekuatan itu yang tersulam indah pada nama-NYA ; “BISMILLAH”.
Dan dalam nama-Nya kamu akan menemukan titik awal dalam tinta penciptaan alam semesta. Titik itu berada dibawa huruf “BA” dan titik itu berada pada dirimu dan setiap makhluk, namun hanya manusia yang diberi keistimewaan untuk mengetahuinya sehingga mereka mengerti akan makna hidup ini.
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah itu kepada petala langit dan bumi dan gunung-gunung: dan mereka menolak untuk memikulnya dan gentar kepadanya; tetapi Al-Insan mengambilnya; dan sungguh, ia itu dzalim dan bodoh.” ::: (QS Al-Ahzab : 72) :::
Wahai bidadari…
Dengan kekuatan itu, engkau laksana bumi yang memberikan kesuburan pada setiap makhluk dalam nuansa cinta tanpa syarat, engkau akan membentuk apa-apa yang tidak berbentuk menjadi karya seni yang sejati, engkau akan melukis setiap episode kehidupan dan mengantar pada petualangan sambil engkau menyaksikan dalam kebersahajaanmu. Namun aku juga banyak melihat keluhan dari mereka yang baru memahami hakekat diri, keluhan akan hidup yang sebatas renungan logika tanpa makna ketika mereka menjadi pendamping dalam hidup.
::: Aku mengeluh, karena setiap saat keributan bersenandung dan aku tidak mampu hindari..
Ketahuilah… keributan itu lahir karena ketidak mauan diri dari setiap pasangan untuk mau mendengar lebih dahulu sebelum bicara, umumnya sumber keributan lahir dari apa yang didengar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau apa yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan, lalu masing-masing bertahan pada argumen. Wanita mendengar segalanya dengan Cahaya cinta, jika ada yang tidak sesuai dengan kehendak maka dijadikan sebagai sarana peningkatan efektifitas dan kwalitas dirinya dalam cinta. karena cinta menerima perbedaan tanpa alasan apapun kecuali cinta.
::: Aku mengeluh, karena pendampingku keras kepala laksana batu karang..
Pahamilah… jiwa yang keras adalah bentuk dari keberadaan diri yang tidak menemukan lembah kesejukan dibalik kemaskulinan, dia selamanya akan keras dan menjadi batu kecuali kalau disentuh wanita. Wanita menyentuh segalanya dengan cinta, walau berat diawalnya tapi kabarkan agar dia bersabar sejenak, mulailah menyentuhnya dalam kelembutan seperti seorang pemahat patung, engkau akan membuang hal-hal yang tidak berguna pada dirinya setelah itu dia akan menjadi karya seni yang sejati dan bernilai tinggi. Memang akan berat dan sakit pada prosesnya, jika batu itu bisa bicara maka dia akan menggigil dalam setiap kata-katanya betapa perih dan pedihnya, namun kamu haruslah sabar dan lembut dalam setiap sentuhan seperti lembutnya air yang memahat bebatuan. Dan di ambang batas kamu akan sukses mengantarnya menjadi orang yang berguna.
::: Aku mengeluh karena Ia tidak mencintaiku dan akupun tidak mencintainya…
Sssttt.. sabarlah.. oh bukan itu maksud saya.. mengertilah.. bahwa wanita itu mencintai apapun yang berada disekitarnya dengan Cahaya Cinta Ilahi, dia mencintai tanpa tergantung pada apa yang dicintai, karena cinta sejatinya hanya untuk kekasih Sejati (Tuhan), namun ia mampu melihat dalam setiap diri akan manifestasi dari kekasih Sejatinya, lalu membawanya untuk mencintai apapun denga kekuatan kesabaran tanpa batas.
::: Aku mengeluh karena Ia pemalas…
Pahamilah.. sesunguhnya wanita adalah pencipta, pandanglah Ia dalam ketidak berdayaannya lalu sentulah dia dengan kekuatan kasih dalam kedamaian, Ia adalah lempeng tanah dan kamu adalah pencipta seni. Lempeng tanah itu selamanya tidak akan berubah kalau bukan lewat sentuhan yang romantis dan imajinatif, olehnya sentulah maka akan menjadi karya seni yang abadi dan bernilai tinggi manakala kamu mau melakukannya.
::: Aku merasa sudah memberikan segalanya dengan baik, Pengabdian, Kesetiaan, tapi kami selalu ribut dalam setiap kesempatan…
Pengabdian adalah dasar hidup, jangan dikeluhkan. Kesetiaan adalah fondasi rumah tangga, jangan dipolitisir. Wanita sering mempreviewkan segala hal yang dasar dan melupakan satu hal yang sakral. Hal yang sakral tersebut adalah kelembutan diatas dasar Kesetian dalam Cinta. Pahamilah, walau agak keras namun ingin ku sampaikan padamu, jika kamu bersenandung tentang pengabdian maka siapapun wanita diunia ini mampu melakoninya, jika kamu bersenandung tentang kesetiaan maka banyak wanita didunia ini melakukannya, dan jika kamu bersenandung tentang keahliannmu dalam pelayanan dari dapur, sumur sampai ke kasur, maka hal tersebut juga bisa Ia dapatkan dengan mudah; dari restoran dengan sajian menu masakan yang wangi, Maka kebutuhan dapur Ia bisa atasi. Dari pengabdian seorang pembantu untuk urusan cucian dan pelayanan, maka urusan sumur bisa ia lewati. Dan sesaat jika ia memilih dihinggapi kupu-kupu malam, maka urusan kasurpun ia bisa dapatkan dari wanita lain. Olehnya ketahuilah, satu hal yang tak sanggup ia temukan dimanapun walau dengan kekuatan materi sekalipun, yaitu kelembutan yang terpatri dari ketulusan jiwa berlandaskan pada kesetiaan dan ikhlas. Dapatkah hal tersebut kamu berikan buat pangeranmu..?
Ingat.. kamu adalah wanita yang mempunyai resonansi energi feminim, energi inilah yang melahirkan berbagai ciptaan di alam raya ini. walau kamu tidak mengerti sedikitpun tapi kamu akan melewatinya.. 
Suatu hari Bill clinton ketika itu masih menjadi presiden Amerika, bersama istrinya Hilarry dalam sebuahliburan musim panas mereka singga ke tempat pengisian BBM, rupanya Hilarry mengenal baik seorang petugas di SPBU tersebut dan merekapun larut beberapa menit dalam cerita yang penuh kehangatan, sesaat kemudian dalam perjalan Bill bertanya tentang sosok lelaki tadi, dan Hillary menjawab kalau itu adalah mantan pacarnya ketika di smp dulu, Bill pun mengatakan dengan penuh kesombongan ; “Seandainya kamu dulu menikah dengan dia, maka kamu hanya sebatas menjadi istri seorang penjaga SPBU. ” “Oh tidak..! ” seru Hillary.. ” jika saya menikah dengan dia maka saya akan antarkan dia menjadi presiden Amerika seperti yang saya lakukan terhadapmu.” 
Sore tadi ketika saya lagi menulis goresan ini dalam bentuk script (Rabu 10 februari 2010) , saya terkesimah dengan pernyataan seorang wanita yang begitu kuat dan tegar tentang episode kehidupan yang begitu memilukan lewat sebuah stasiun TV swasta TV One, dia adalah Novarina istri dari seorang perwira polisi Wiliardi Wizard yang menjadi tersangka dan dituntut dengan hukuman mati atas pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, yang akan diputuskan di pengadilan besok (kamis 11 februari 2010) salah satu pertanyaannya adalah ” Apakah Ibu sudah siap untuk membesarkan anak-anak sendirian tanpa bapak seandainya Bapak dihukum sesuai tuntutan.?” perlahan Siwanita tangguh menarik nafas dalam-dalam dan betapa kekuatan Ilahi melebur dalam dirinya ” saya yakin suami tidak bersalah, dan saya rela jika memang suami melakukan tuduhan tersebut. Saya rela dia dihukum apapun. ”
Novarina adalah sosok wanita yang melepaskan dirinya dalam kepasrahan total, dan secara pribadi insyaallah suaminya akan diputuskan dengan keputusan yang bijaksana. Hal yang sama insyaallah juga pada Istri Antasari Azhar ibu Ida Laksmiwati… semoga, tentunya dalam kekuatan Cahaya Ilahi. 
Dari Novarina, saya teringat pada seorang pengamen yang diwawancarai sebuah stasiun TV swasta TV-One dalam rangka “Koin Peduli Prita” Sipengamen tersebut menyumbang hasil ngamennya seharian untuk Prita dan ketika diminta komentarnya ia pun bertutur ” Prita adalah sosok yang membangunkan kesadaran pada jiwa-jiwa yang selama ini tertidur”
Wahai wanita.. Jadilah bidadari..
Bidadari adalah manifestasi dari kesempurnaan perjalanan seorang wanita, Ia hadir di syurga karena berangkat dari jiwa yang dibangun melalui gerbang indera dengan daya batinia intuisi. Dan melalui kepasrahan dan kesabarannya untuk menjadikan jiwanya pada maqam penerimaan, hingga mengantarkannya pada gerbang syurga yang didalamnya ada tiga pilar keutamaan; Pancuran, Air mengalir dan pohon buah. Pancuran melambangkan persepsi tentang hal-hal partikular, mencapai pancuran artinya memperoleh ilmu yang meyakinkan (kesahadatan). Air yang mengalir adalah melambangkan Cahaya ; pengetahuan yang terpancar dari mata Air Ruh yang mengalir dari jiwa dan memberikan kekuatan pada intuisi. Lalu dengan Air maka ia akan memeberikan esensi rasa pada buah yang merekah dari pepohonan (pemikiran yang tercerahkan). selanjutnya anda pun (maskulin /kaum adam) tiba pada gerbang yang sama dan menikmati bidadari-bidadari ini, bidadari adalah simbol kenikmatan dan kedamaian dalam rasa yang melebur sempurna pada tiga pilar keutamaan. melebur dalam esensi keilahian yang kokoh layaknya gedung megah dihiasi bidadiri sejauh mata memandang…
Wahai Lelaki.. cintailah bidadarimu, maka dia akan memancarkan kekuatan Tuhan didalam Jiwamu.. Cintailah dan rasakanlah…

source: Topmotivasi







 




0 komentar:

Posting Komentar